Pengaruh Supervisi Pendidikan Oleh
Kepala Sekolah Terhadap Pengaplikasian Guru Mengajar untuk Menciptakan Siswa
yang Memiliki Skill dan Siap Kerja Berdasar Kajian Pustaka
Oleh
Agus
Very Frengky
Program
Studi Pariwisata, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas
Teknik dan Kejuruan, UNDIKSHA
ABSTRAK
Latar Belakang
Indonesia yang dari tahun ketahun tergerus oleh lintasan zaman, dari masa Orde
Lama, Orde Baru dan sekarang ini Indonesia telah berada di Era Reformasi yang
notabene banyak sekali pemimpin-pemimpin yang telah menelurkan ide-ide baru
terhadap pendidikan di Indonesia. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran
dimasing-masing sekolah sangat perlu adanya suatu pengawasan yang dilakukan
oleh kepala sekolah sebagai supervisor
sehingga guru bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Artikel ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh kepala sekolah
sebagai supervisor di sekolah
terhadap pengaplikasin guru mengajar untuk menciptakan siswa yang memiliki skill dan siap kerja. Kepala sekolah
sebagai supervisor diharapkan bisa
menerapkan supervisi pengajaran dengan baik kepada guru. Supervisi pengajaran
merupakan suatu usaha untuk memberikan pelayanan kepada guru-guru baik secara
individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Untuk dapat
melakukan supervisi pengajaran yang baik, seorang supervisor harus bisa mengetahui sasaran, tujuan, prinsip, fungsi
dan teknik-teknik dari supervisi pendidikan sehingga supervisor bisa memiliki kemampuan dalam mengetahui cara dalam
memberikan supervisi kepada guru dengan baik tanpa adanya rasa takut yang
dialami oleh guru akibat supervisi yang dilakukan oleh supervisor sehingga guru bisa mengaplikasi kepada siswa untuk
menciptakan siswa yang memiliki skill dan
siap kerja.
Kata Kunci:
Supervisi Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru dan Luaran Siswa.
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia yang dari tahun ketahun tergerus oleh lintasan zaman, dari masa Orde
Lama, Orde Baru dan sekarang ini Indonesia telah berada di Era Reformasi yang
notabene banyak sekali pemimpin-pemimpin yang telah menelurkan ide-ide baru
terhadap pendidikan di Indonesia, contoh saja Suryadi Suryaningrat atau lebih
dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan
Nasional yang telah melahirkan 3 (tiga) pandangan terhadap pendidikan di
Indonesia yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madyo Mangun Karsa dan Tut Huri Handayani.
Berpedoman dari ketiga pandangan itu, pendidikan di Indonesia sampai saat ini
tetap berkiprah hingga menelurkan cendikiawan yang berkualitas tinggi.
Pendidikan
merupakan suatu usaha sadar yang diselengggarakan dengan sengaja untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun
1945 alenia ke-4 yaitu “Mencerdaskan kehidapan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial”.
Salah satu usaha
untuk bisa mewujudkan tujuan pendidikan seperti yang tercantum diatas yaitu
melalui proses pembelajaran di sekolah yang melibatkan segenap unsur-unsur
pendidikan sehingga kegiatan pembelajaran bisa berjalan efektif dan kondusif.
Salah satu unsur pendidikan yang sangat penting dalam hal menujang peningkatan
kualitas pendidikan yaitu pendidik. Pendidik dalam hal ini yaitu Kepala Sekolah
dan Guru. Antara kepala sekolah dan guru memiliki peran yang sangat penting
dalam hal peningkatan sumber daya manusia. Untuk itu, sangat perlu adanya
pengorganisiran, pengawasan yang dilakukan oleh unsur diatas terhadap siswa
sehingga tidak salah apabila kepala sekolah disebut sebagai supervisor sekolah.
Pengajaran,
pelatihan, pengawasan yang dilakukan oleh supervisor
di sekolah sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik yang
nantinya akan berdampak terhadap pengembangan soft skill dan hard skill
dari siswa itu sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan, apa yang ditularkan
oleh supervisor tidak dapat diserap
dengan baik karena setiap siswa memiliki psikologi yang berbeda-beda dalam proses
penerimaan aspek kognitif oleh supervisor
di sekolah.
Sehingga dalam
proses pembelajaran tidak semua siswa bisa mengaplikasikan dengan baik apa yang
diperoleh di sekolah. Dengan demikian sangat perlu untuk ditinjau kembali
pengaruh yang diberikan kepala sekolah selaku supervisor terhadap siswa dalam hal pengembangan skill yang dimiliki yang nantinya akan
digunakan sebagai bekal di Dunia Kerja.
Berdasarkan
pembahasan diatas, artikel ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh yang diberikan oleh kepala sekolah sebagai supervisor di sekolah terhadap pengaplikasin guru mengajar untuk
menciptakan siswa yang memiliki skill dan siap kerja. Sehingga benar-benar disadari
bahwa keberadaan seorang supervisor
sangatlah penting atau bahkan tidak penting terutama di dunia pendidikan
sebagai awal penciptaan kualitas siswa yang tinggi. Artikel ini diharapkan bisa
dijadikan acuan dalam hal pengembangan supervisi pendidikan di sekolah dan
menjadi tolak ukur dalam mencetak SDM yang berkualitas.
2.
PEMBAHASAN
a) Supervisi Pendidikan dan Tujuannya
Sejak dahulu dan secara historis, istilah supervisi
telah dikenal sebagai snooper vision
yang tugasnya melakukan mata-mata, mencari kesalahan dan melakukan pengawasan
terhadap kinerja guru di sekolah sehingga guru-guru merasa takut untuk
dipersalahkan dalam melakukan tugasnya.
Disisi lain juga disebutkan pendapat dari beberapa
ahli mengenai supervisi yaitu:
1. Dictionary Of Education Good Carter
(1959), menerangkan bahwa supervise merupakan suatu usaha
dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam
memperbaiki pengajaran, menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan serta evaluasi
pendidikan.
2. Mc.
Nerney (1951:1), supervisi merupakan suatu prosedur dalam hal memberikan arah
serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pembelajaran.
3. Burton
dan Bruckner (1955:1), supervisi merupakan suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dari beberapa pengertian diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi pengajaran merupakan suatu usaha untuk
memberikan pelayanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran
Yang menjadi tujuan dalam supervisi
pengajaran ini yaitu memberikan pelayanan dan bantuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga bisa
menelurkan insa-insan yang berkualitas tinggi dan mampu berdaya saing di dunia
kerja. Selain itu juga, supervisi pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan
potensi kualitas guru dengan adanya 3 (tiga) sasaran yang dikemukakan oleh
Olive dalam buku Konsep Dasar &
Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Piet
: 2000 : 19) yaitu:
1. Mengembangkan
kurikulum yang sedang dilaksanakan disekolah
2. Meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah
3. Mengembangkan
seluruh staf di sekolah.
b) Prinsip dan Fungsi Supervisi
Pendidikan
Sebuah fakta mengungkapkan bahwa supervisi di
lingkungan pendidikan masih bersikap otokrat dan korektif, sehingga sangat
perlu untuk dirubah menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk menunjang
hal tersebut pelaksanaan supervisi pendidikan hendaknya bisa menerapkan
prinsip-prinsip yang berlaku yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip
Ilmiah (scientific)
Prinsip ilimiah
mengandung ciri-ciri seperti:
a. Kegiatan
supervisi di sekolah dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh
dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Untuk
memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi,
perekaman pribadi.
c. Setiap
kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan berkelanjutan.
2. Prinsip
Demokratis
Pelayanan
dan bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan hubungan kemanusiaan
yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya. Demokratis dalam hal ini berarti menjungjung tinggi harga diri dan
martabat seorang guru, tidak memandang antara atasan dan bawahan.
3. Prinsip
Kerjasama
Mengembangkan
usaha bersama atau sering dikenal dengan istilah “sharing of idea, sharing of experience” memberi support, mendorong
menstimulasi guru sehingga para guru bisa saling bekerjasama
4. Prinsip
Konstruktif dan Kreatif
Setiap
guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisor mampu menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan.
Fungsi utama dari supervisi pendidikan yang dilakukan
oleh supervisor yaitu untuk perbaikan
dan peningkatan kualitas pembelajaran. Menurut Swearingen dalam bukunya yang
berjudul “Supervision of
Instruction-Foundation and Dimention (1961) yang termuat dalam buku Konsep Dasar & Teknik Supervisi
Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, mengemukakan ada
delapan fungsi dari supervisi yaitu sebagai berikut.
a. Mengkoordinasi
semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah
c. Memperluas
pengalaman guru
d. Menstimulasi
usaha-usaha yang kreatif
e. Memberi
fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis
setuasi beajar mengajar
g. Memberikan
pengetahuan dan keterampilan kepada anggota staf
h. Memberi
wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru.
c) Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Usaha-usaha untuk membantu meningkatkan sumber daya
guru dalam melaksanakan tugasnya yang nanti sebagai penyalur ilmu kepada siswa
dapat dilakukan dengan berbagai alat dan teknik supervisi yang dibagi menjadi
dua kategori yaitu Teknik yang bersifat Individual dan Teknik yang bersifat
Kelompok. Teknik yang bersifat individual yaitu teknik yang dilaksanakan untuk
seorang guru secara individual sedangkan teknik yang bersifat kelompok yaitu
teknik yang dilaksanakan untuk melayani lebih dari satu orang.
1. Teknik
yang bersifat Individual
a. Perkunjungan
Kelas
Perkunjungan Kelas merupakan kepala
sekolah atau supervisor datang ke
kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas dengan tujuan untuk memperoleh
data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Perkunjungan Kelas ini
berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar
guru dan cara belajar siswa. Berdasarkan penjelasan diatas, Perkunjungan kelas
di bagi menjadi tiga jenis yaitu (1) Perkunjungan tanpa diberitahu (unannounced visitation), dimana supervisor tiba-tiba datang ke kelas
tanpa ada pemberitahuan. (2) Perkunjungan dengan cara memberi tahu terlebih
dahulu (announced visitation);(3)
Perkunjungan atas undangan guru (visit
upon invitation), dalam perkunjungan ini, guru mempunyai usaha dan motivasi
untuk mempersiapkan diri dan membuka diri agar bisa memperoleh umpan balik dan
pengalaman baru karena ada kunjungan dari supervisor.
b. Observasi
Kelas
Seorang supervisor melakukan observasi di kelas
untuk mengetahui situasi belajar mengajar yang sebenarnya. Selain itu juga,
observasi yang dilakukan bertujuan untuk (1) untuk memperoleh data yang se-objektif
mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis
kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam memperbaiki kegiatan belajar
mengajar; (2) Bagi guru, data yang dianalisis oleh kepala sekolah sangat
membantu untuk mengubah cara-cara mengajar ke arah yang lebih baik; (3) Bagi
siswa, akan dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar baik
dalam bidang akademik maupun non akademik. Observasi yang dilakukan oleh supervisor sekolah di kelompokkan
menjadi dua yaitu (1) Observasi langsung merupakan observasi yang dilakukan
dengan menggunakan alat observasi seperti absensi saat mengajar; (2) Observasi
tidak langsung merupakan observasi yang dilakukan secara tidak langsung dimana
siswa tidak mengetahui bahwa siswa sedang di observasi.
c. Percakapan
Pribadi
Percapakapan Pribadi
merupakan percapakan yang dilakukanoleh kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang mebahas
mengenai prolema yang dihadapi guru selama melakukan kegiatan pembelajaran di
kelas sehingga supervisor bisa
menemukan data untuk peningkatan kagiatan pembelajaran disekolah. Adapun tujuan
dari percakapan pribadi ini yaitu (1) Untuk memberikan kemungkinan terhadap
kenaikan jabatan guru melalui pemecahan masalah terhadap kesulitan-kesulitan
yang dihadapi; (2) Memupuk dan mengembangkan hal-hal mengajar yang lebih baik;
(3) Memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya disekolah; (4) Menghilangkan dan menghindari segala
prasangka yang kurang baik.
2. Teknik
yang bersifat Kelompok
a. Pertemuan
Orientasi Bagi Guru Baru (Orientation
Meeting For New Teacher)
b. Panitia
Penyelenggara
c. Rapat
Guru
d. Studi
Kelompok Antar Guru
e. Diskusi
Sebagai Proses Kelompok
f. Tukar
Menukar Pengalaman
g. Lokakarya
h. Diskusi
Panel
i.
Seminar
j.
Simposium
k. Demonstrasi
Mengajar
l.
Perpustakaan Jabatan
d)
Pengaruh
Supervisi Pendidikan terhadap Pengaplikasian Guru Mengajar
Berdasarkan ulasan diatas, supervisi pendidikan yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah sebagai supervisor
sekolah akan memberikan dampak atau pengaruh besar terhadap guru baik dari
segi cara mengajar, evaluasi kinerja guru guna untuk meningkatkan kualitas guru
sehingga bisa menjadi guru yang professional.
Adapun ciri-ciri dari guru yang professional
yaitu (1) Memilikin kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan
mengajar; (2) Memiliki rasa tanggungjawab yaitu mempunyai komitmendan
kepedulian terhadap tugasnya; (3) Memiliki rasa kesejawatan dan menghayati
tugasnya sebagai suatu karir hidup serta menjungjung tinggi kode etik jabatan
sebagai seorang guru. Untuk menciptakan seorang guru yang professional sangatlah sulit. Guru yang professional adalah gur yang bisa menjadi wadah bagi siswa untuk
memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Adapun pengaruh dari supervisi pendidikan
oleh Kepala Sekolah sebagai supervisor dalam
pengaplikasian Guru mengajar yaitu sebagai berikut: (1) guru bisa memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran karena bisa mencurahkan dengan supervisor dan memperoleh
masukan-masukan akan masalah yang dihadapi; (2) cara mengajar guru bisa lebih
bervariasi sehingga bisa menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif dan
aktif; (3) dengan adanya guru yang professional,
akan dapat menghasilkan luaran yang posistif bagi siswa selaku penerima
informasi dari guru sehingga memiliki skill
dan berdaya saing di dunia kerja; (4) menghasilkan SDM yang berkualitas baik
guru maupun siswa karena antara supervisor,
guru dan siswa memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan.
3.
KESIMPULAN
Supervisi
pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memberikan pelayanan kepada guru-guru
baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran. Dengan adanya pengaruh yang diberikan melalui adanya supervisi
pendidikan terhadap kinerja guru dalam mengaplikasian mengajar terhadap siswa,
ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai
seorang supervisor, untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik sangat
perlu untuk memperhatikan prinsip, fungsi dan tujuan dari supervisi pendidikan
itu sendiri sehingga bisa memberikan luaran yang positif terhadap guru dan
siswa;
b. Untuk
mencapai guru yang professional
sangat diperlukan seorang supervisor yang
mampu menjadi pelayan, fasilitator, teman curhat atau pemecah masalah, pengawas
dengan menerapkan teknik-teknik supervisi yang mampu menciptakan guru yang
berkualitas.
c.
Dengan adanya guru yang professional, akan dapat berpengaruh
terhadap cara belajar siswa sehingga siswa bisa memahami materi ajar dengan
baik, mempunyai soft skill dan hard skill yang positif serta siap
bersaing di dunia kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
A. Sahertian, Prof.
Drs. Piet. 2000.Konsep Dasar & Teknik
Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Dirangkum oleh: Eko Khoerul Nurnawawi/
guru-supervisi-pendidikan, email: eko_khoerul@yahoo.co.id diakses pada tanggal 16 Desember
2013
www.blogsport.com/guru-profesional-/ diakses pada pada 18 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar